Deep Learning Dalam Dunia Pendidikan Non Formal

Pendidikan Mendalam (Deep Learning) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mendorong siswa memahami materi secara mendalam, bukan sekadar menghafal. Konsep ini relevan tidak hanya untuk pendidikan formal tetapi juga dalam pendidikan nonformal, di mana fokusnya adalah penguasaan keterampilan, pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata.

Pembelajaran mendalam (deep learning) mengandung konsep joyfull learning atau pembelajaran menyenangkan, mindfull learning atau pembelajaran yang penuh kesadaran, dan juga meaningfull learning atau pembelajaran bermakna. Jika dipahami, ketiga konsep ini mengandung makna bahwa Mindfull Learning: menyadari keadaan peserta didik yang berbeda-beda, Meaningfull Learning: mendorong murid berpikir dan terlibat dalam proses belajar, dan Joyfull Learning: mengedepankan kepuasan dan pemahaman mendalam.

Kaitannya dengan Proses Pembelajaran Nonformal

Dalam pendidikan nonformal, prinsip pendidikan mendalam dapat diterapkan untuk mendorong pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan peserta didik. Berikut adalah beberapa cara pendidikan mendalam berhubungan dengan pembelajaran nonformal:

1. Fokus pada Pemahaman Konseptual

• Pendidikan Formal: Menekankan penguasaan kurikulum.
• Nonformal: Menekankan penguasaan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan peserta, seperti pelatihan berbasis proyek (project-based learning).
  Contoh: Kursus coding tidak hanya mengajarkan sintaksis, tetapi juga bagaimana peserta dapat merancang aplikasi untuk memecahkan masalah sehari-hari.

2. Pembelajaran Kontekstual dan Aplikatif

• Dalam pendidikan nonformal, pembelajaran sering kali berbasis masalah (problem-based learning), di mana peserta didik diajak memahami tantangan nyata dan mencari solusi.
  Contoh: Pelatihan kewirausahaan yang tidak hanya mengajarkan teori bisnis, tetapi juga praktik langsung, seperti merancang produk, membuat rencana bisnis, hingga strategi pemasaran.

3. Berorientasi pada Kompetensi

• Pendidikan nonformal cenderung lebih fleksibel dalam penentuan hasil pembelajaran. Deep learning diterapkan dengan cara:
  • Mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
  • Menggunakan pendekatan holistik dalam mengevaluasi kemampuan peserta didik.
    Contoh: Program pelatihan kejuruan seperti perhotelan, yang melibatkan peserta untuk mempraktikkan komunikasi dengan pelanggan, manajemen waktu, dan penyelesaian masalah secara langsung.

4. Personalisasi Pembelajaran

• Deep learning dalam pendidikan nonformal memungkinkan diferensiasi pembelajaran sesuai kebutuhan individu. Ini serupa dengan prinsip pendidikan terdiferensiasi.
  Contoh: Kursus seni di mana peserta memilih media yang mereka sukai (lukisan, patung, fotografi) dan mendalami teknik serta ekspresi personal mereka.

5. Penggunaan Teknologi untuk Mendukung Pendidikan Mendalam

• Dalam pendidikan nonformal, teknologi dapat digunakan untuk mendukung eksplorasi materi secara mendalam. Platform pembelajaran daring, simulasi, dan video interaktif membantu peserta mendalami topik dengan cara yang menarik dan efisien.
  Contoh: Pelatihan desain grafis berbasis perangkat lunak seperti Adobe Photoshop dengan tutorial mendalam yang membahas teknik canggih.

Keuntungan Menerapkan Pendidikan Mendalam dalam Nonformal

1. Peningkatan Daya Saing
   Peserta memiliki kemampuan praktis dan pemahaman mendalam yang dapat diaplikasikan langsung di dunia kerja atau kehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran yang Bermakna
   Peserta dapat melihat relevansi antara materi yang dipelajari dengan kebutuhan mereka, meningkatkan motivasi belajar.
3. Kesiapan Menghadapi Tantangan
   Dengan pembelajaran mendalam, peserta didik lebih siap menghadapi tantangan kompleks karena dilatih untuk berpikir kritis dan kreatif.

Kesimpulan

Pendidikan mendalam dapat memperkaya proses pembelajaran nonformal dengan memberikan penekanan pada pemahaman konsep, penerapan praktis, dan relevansi materi dengan kehidupan nyata. Ini memungkinkan peserta pendidikan nonformal tidak hanya memperoleh keterampilan, tetapi juga kemampuan berpikir yang mendalam, yang mendukung keberhasilan mereka di berbagai bidang.